1.Pengenalan Wireless LAN
A.Sejarah
Pada akhir 1970-an IBM mengeluarkan hasil percobaan mereka dalam merancang WLAN dengan teknologi IR, perusahaan lain seperti Hewlett-Packard (HP) menguji WLAN dengan RF. Kedua perusahaan tersebut hanya mencapai data rate 100 Kbps. Karena tidak memenuhi standar IEEE 802 untuk LAN yaitu 1 Mbps maka produknya tidak dipasarkan. Baru pada tahun 1985, (FCC) menetapkan pita Industrial, Scientific and Medical (ISM band) yaitu 902-928 MHz, 2400-2483.5 MHz dan 5725-5850 MHz yang bersifat tidak terlisensi, sehingga pengembangan WLAN secara komersial memasuki tahapan serius. Barulah pada tahun 1990 WLAN dapat dipasarkan dengan produk yang menggunakan teknik spread spectrum (SS) pada pita ISM, frekuensi terlisensi 18-19 GHz dan teknologi IR dengan data rate >1 Mbps.
Pada tahun 1997, sebuah lembaga independen bernama IEEE membuat spesifikasi/standar WLAN pertama yang diberi kode 802.11. Peralatan yang sesuai standar 802.11 dapat bekerja pada frekuensi 2,4GHz, dan kecepatan transfer data (throughput) teoritis maksimal 2Mbps.
Pada tahun 1997, sebuah lembaga independen bernama IEEE membuat spesifikasi/standar WLAN pertama yang diberi kode 802.11. Peralatan yang sesuai standar 802.11 dapat bekerja pada frekuensi 2,4GHz, dan kecepatan transfer data (throughput) teoritis maksimal 2Mbps.
Pada bulan Juli 1999, IEEE kembali mengeluarkan spesifikasi baru bernama 802.11b. Kecepatan transfer data teoritis maksimal yang dapat dicapai adalah 11 Mbps. Kecepatan tranfer data sebesar ini sebanding dengan Ethernet tradisional (IEEE 802.3 10Mbps atau 10Base-T). Peralatan yang menggunakan standar 802.11b juga bekerja pada frekuensi 2,4Ghz. Salah satu kekurangan peralatan wireless yang bekerja pada frekuensi ini adalah kemungkinan terjadinya interferensi dengan cordless phone, microwave oven, atau peralatan lain yang menggunakan gelombang radio pada frekuensi sama.
Pada saat hampir bersamaan, IEEE membuat spesifikasi 802.11a yang menggunakan teknik berbeda. Frekuensi yang digunakan 5Ghz, dan mendukung kecepatan transfer data teoritis maksimal sampai 54Mbps. Gelombang radio yang dipancarkan oleh peralatan 802.11a relatif sukar menembus dinding atau penghalang lainnya. Jarak jangkau gelombang radio relatif lebih pendek dibandingkan 802.11b. Secara teknis, 802.11b tidak kompatibel dengan 802.11a. Namun saat ini cukup banyak pabrik hardware yang membuat peralatan yang mendukung kedua standar tersebut.
Pada tahun 2002, IEEE membuat spesifikasi baru yang dapat menggabungkan kelebihan 802.11b dan 802.11a. Spesifikasi yang diberi kode 802.11g ini bekerja pada frekuensi 2,4Ghz dengan kecepatan transfer data teoritis maksimal 54Mbps. Peralatan 802.11g kompatibel dengan 802.11b, sehingga dapat saling dipertukarkan. Misalkan saja sebuah komputer yang menggunakan kartu jaringan 802.11g dapat memanfaatkan access point 802.11b, dan sebaliknya.
Pada tahun 2006, 802.11n dikembangkan dengan menggabungkan teknologi 802.11b, 802.11g. Teknologi yang diusung dikenal dengan istilah MIMO (Multiple Input Multiple Output) merupakan teknologi Wi-Fi terbaru. MIMO dibuat berdasarkan spesifikasi Pre-802.11n. Kata ”Pre-” menyatakan “Prestandard versions of 802.11n”. MIMO menawarkan peningkatan throughput, keunggulan reabilitas, dan peningkatan jumlah klien yg terkoneksi. Daya tembus MIMO terhadap penghalang lebih baik, selain itu jangkauannya lebih luas sehingga Anda dapat menempatkan laptop atau klien Wi-Fi sesuka hati. Access Point MIMO dapat menjangkau berbagai perlatan Wi-Fi yg ada disetiap sudut ruangan. Secara teknis MIMO lebih unggul dibandingkan saudara tuanya 802.11a/b/g. Access Point MIMO dapat mengenali gelombang radio yang dipancarkan oleh adapter Wi-Fi 802.11a/b/g. MIMO mendukung kompatibilitas mundur dengan 802.11 a/b/g. Peralatan Wi-Fi MIMO dapat menghasilkan kecepatan transfer data sebesar 108Mbps.
B.Keuntungan wireless LAN
B.1 Mobilitas tinggi
WLAN memungkinkan klien untuk mengakses informasi secara real-time dimana pun dia berada (dalam jangkauan WLAN), tidak terpaku pada satu tempat saja. Mobilitas yang tinggi tentunya dapat meningkatkan kualitas layanan dan produktivitas.
B.2 Kemudahan dan kecepatan installasi
Instalasi WLAN sangat mudah dan cepat karena bisa dilakukan tanpa harus menarik dan memasang kabel melalui dinding ataupun atap.
B.3 Fleksibel
Teknologi WLAN memungkinkan untuk membangun jaringan dimana kabel tidak dapat digunakan/tidak memungkinkan untuk digunakan.
B.4 ScalableWLAN dapat menggunakan berbagai topologi jaringan sesuai dengan kebutuhan, mulai dari jaringan independen yang hanya terdiri dari beberapa klien saja, sampai jaringan infrastruktur yang terdiri dari ratusan bahkan ribuan klien.
B.5Menurunkan biaya kepemilikan
Meskipun biaya investasi awal untuk perangkat keras WLAN lebih mahal daripada LAN, tapi biaya instalasi dan perawatan jaringan WLAN lebih murah, sehingga secara total dapat menurunkan besar biaya kepemilikan.
C. KELEMAHAN WIRELESS LAN
1) Delay yang besar
2) Biaya peralatan mahal (kelemahan ini dapat dihilangkan dengan mengembangkan dan memproduksi teknologi komponen elektronika sehingga dapat menekan biaya jaringan)
3) Adanya masalah propagasi radio seperti terhalang, terpantul dan banyak sumber interferensi.
4) Kapasitas jaringan menghadapi keterbatasan spektrum (pita frekuensi tidak dapat diperlebar tetapi dapat dimanfaatkan dengan efisien).
5) Keamanan / kerahasian data kurang terjamin.
2. Arsitektur Wireless LAN
A. Ad-Hoc (node to node networks)
Berdasarkan strukturnya, jaringan wireless dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori utama yaitu jaringan wireless dengan infrastruktur dan tanpa infrastruktur (mode ad hoc). Mode jaringan wireless dengan infrastruktur memiliki konfigurasi sederhana yaitu terdapat Base Station (BS) yang memiliki coverage area tertentu dan memberikan service kepada user yang berada dalam cakupan area tersebut. Sedangkan jaringan wireless dengan mode ad hoc tidak terdapat infrastruktur seperti BS. Konfigurasi mode ad hoc terdiri dari beberapa node atau user yang dapat berkomunikasi secara peer-to-peer tanpa adanya infrastruktur seperti Base Station maupun Access Point. Mobile Ad Hoc Network (MANET) yaitu sebuah jaringan wireless yang terdiri dari mobile-mobile node yang tidak memiliki infrastruktur. Jaringan ini merupakan salahsatu mode jaringan wireless ad hoc akan tetapi node-node atau user pada jaringan ini bersifat mobile. Node bebas datang dan meninggalkan jaringan, node juga bebas bergerak atau diam pada posisinya. Setiap mobile node memiliki wireless network interface dan saling berkomunikasi dengan memanfaatkan medio. Karena media transmisi mempunyai daya pancar yang terbatas, maka komunikasi antar node tersebut dilakukan dengan melewati satu dari beberapa node lainnya (node berfungsi sebagai router atau host) sehingga MANET juga bisa disebut multi-hop network. Pada gambar dibawah ini dapat kita lihat konfigurasi jaringan ad hoc dengan tiga buah node yang saling berkomunikasi secara langsung.

Pada jaringan MANET setiap mobile node dalam jaringan memiliki kedudukan yang sama dan tidak ada administrator pusat seperti pada jaringan celluler atau pada jaringan wireless local area network (WLAN) mode infrastruktur. Setiap node dibatasi oleh cakupan daerah komunikasi tergantung dari kartu jaringan masing-masing. Sehingga perlu adanya beberapa node lain untuk dapat saling menghubungkan. Beberapa karakteristik jaringan MANET diantaranya adalah topologi yang dinamis yang diakibatkan karena seringnya perubahan posisi node. Selain itu jaringan ini juga memiliki keterbatasan storage, keterbatasan bandwidth, keterbatasan power baterai dalam pentransmisian data, dan juga keterbatasan resource CPU dan memori. Jaringan MANET dapat dibangun pada tempat yang tidak terdapat infrastruktur jaringan sebelumnya. Jaringan ini dapat dibangun dengan cepat untuk menunjang kebutuhan yang darurat dan mendesak seperti bencana alam, pencarian dan penyelamatan korban, serta untuk aplikasi militer. Selain itu dapat juga digunakan untuk kebutuhan pendidikan, entertainment, robot, dan sensor network. Kegunaan lainnya yaitu pada saat konferensi dimana setiap anggota dapat saling bertukar data dengan cepat dan untuk mempermudah akses internet dan printer. Berikut ini beberapa karakteristik dari MANET :
1. Topologi yang dinamis Node to node di MANET bebas bergerak kemana saja dan kapan saja, hal ini mengakibatkan topologi jaringan berubahsecara acak dan cepat pada waktu yang tidak dapat diprediksikan.
2. Batasan bandwidth dan kapasitas bandwidth yang dimiliki tiap jalur berbeda-beda.
3. Batasan daya untuk bekerja, mobile node menggunakan baterai sebagai sumber dayanya. Daya baterai yang terbatas mengharuskan setiap operasi harus berjalan secara efisien
B. Client Server (Root Mode)
Client-Server adalah arsitektur jaringan yang memisahkan client(biasanya aplikasi yang menggunakan GUI ) dengan server. Masing-masing client dapat meminta data atau informasi dari server.
Sistem client server didefinisikan sebagai sistem terdistribusi, tetapi ada beberapa perbedaan karakteristik yaitu :
1. Servis (layanan)
o Hubungan antara proses yang berjalan pada mesin
yang berbeda
o Pemisahan fungsi berdasarkan ide layanannya.
o Server sebagai provider, client sebagai konsumen
2. Sharing resources (sumber daya)
Server bisa melayani beberapa client pada waktu yang sama, dan
meregulasi akses bersama untuk share sumber daya dalam menjamin konsistensinya.
3. Asymmetrical protocol (protokol yang tidak simetris )
Many-to-one relationship antara client dan server.Client selalu menginisiasikan dialog melalui layanan permintaan, dan server menunggu secara pasif request dari client.
4. Transparansi lokasi
Proses yang dilakukan server boleh terletak pada mesin yang sama atau pada mesin yang berbeda melalui jaringan.Lokasi server harus mudah diakses dari client
5. Mix-and-Match
Perbedaan server client platforms.
6. Pesan berbasiskan komunikasi
Interaksi server dan client melalui pengiriman pesan yang menyertakan permintaan dan jawaban.
7. Pemisahan interface dan implementasi
Server bisa diupgrade tanpa mempengaruhi client selama interface pesan yang diterbitkan tidak beruba
C. Komponen atau macam-macam Wireless LAN (beri gambar)
C.1 Acces Point (Ap)


Alat Access point mempunyai dua fungsi sebagai jembatan/bridge antenna jaringan wireless dan jaringan kabel LAN melalui konektor RJ-45 yang umumnya tersedia dibelakang Access Point sebagai jembatan/bridge antarjaringan wireless. Biasanya dipakai menghubungkan komputer client. Beberapa Access point mempunyai fungsi kompleks, seperti routing, DHCP server, firewall, proxy server semua menjadi satu di dalamnya. Seringkali kita dapat mengganti antenna bawaan dengan antenna eksternal.
C.2 Antena Omnidirectoral
Sebuah antena Omnidirectional adalah antena daya sistem yang memancar secara seragam dalam satu pesawat dengan bentuk pola arahan dalam bidang tegak lurus. This pattern is often described as "donut shaped". Pola ini sering digambarkan sebagai "donat berbentuk". Omnidirectional antenna can be used to link multiple directional antenna in outdoor point-to-multipoint communication systems including cellular phone connections and TV broadcasts. Antena Omnidirectional dapat digunakan untuk menghubungkan beberapa antena directional di outdoor point-to-multipoint komunikasi systems termasuk sambungan telepon selular dan siaran TV.
Antena omni mempunyai sifat umum radiasi atau pancaran sinyal 360-derajat yang tegak lurus ke atas. Omnidirectional antena secara normal mempunyai gain sekitar 3-12 dBi. Yang digunakan untuk hubungan Point-To-Multi-Point ( P2Mp) atau stu titik ke banyak titik di sekitar daerah pancaran. Yang baik bekerja dari jarak 1-5 km, akan menguntungkan jika client atau penerima menggunalan directional antenna atau antenna yang ter arah.Yang ditunjukkan di bawah adalah pola pancaran khas RFDG 140 omnidirectional antena. Radiasi yang horisontal dengan pancaran 360-derjat. Radiasi yang horisontal pada dasarnya E-Field.yang berbeda dengan, polarisasi yang vertikal adalah sangat membatasi potongan sinyal yang di pancarkan. Antena ini akan melayani atau hanya memberi pancaran sinyal pada sekelilingnya atau 360 derjat, sedamgkan pada bagian atas antena tidak memiliki sinyal radiasi.
Antena omni mempunyai sifat umum radiasi atau pancaran sinyal 360-derajat yang tegak lurus ke atas. Omnidirectional antena secara normal mempunyai gain sekitar 3-12 dBi. Yang digunakan untuk hubungan Point-To-Multi-Point ( P2Mp) atau stu titik ke banyak titik di sekitar daerah pancaran. Yang baik bekerja dari jarak 1-5 km, akan menguntungkan jika client atau penerima menggunalan directional antenna atau antenna yang ter arah.Yang ditunjukkan di bawah adalah pola pancaran khas RFDG 140 omnidirectional antena. Radiasi yang horisontal dengan pancaran 360-derjat. Radiasi yang horisontal pada dasarnya E-Field.yang berbeda dengan, polarisasi yang vertikal adalah sangat membatasi potongan sinyal yang di pancarkan. Antena ini akan melayani atau hanya memberi pancaran sinyal pada sekelilingnya atau 360 derjat, sedamgkan pada bagian atas antena tidak memiliki sinyal radiasi.
C.3 Antena Directoral
![]() |
Pada antenna klien kita mengunakan antenna directional yang terarah ke titik sumber pancaran sinyal, macam-macam antenna ini yaitu:
• Yagi
• Flat panel
• Parabol
(Orang) yang lain mungkin (adalah) ditunjukkan homebrew antena, seperti, tincan antena. Antena jenis ini merupakan jenis antena dengan narrow beamwidth, yaitu punya sudut pemancaran yang kecil dengan daya lebih terarah, jaraknya jauh dan tidak bisa menjangkau area yang luas, antena directional mengirim dan menerima sinyal radio hanya pada satu arah, umumnya pada fokus yang sangat sempit, dan biasanya digunakan untuk koneksi point to point, atau multiple point.
• Yagi
• Flat panel
• Parabol
(Orang) yang lain mungkin (adalah) ditunjukkan homebrew antena, seperti, tincan antena. Antena jenis ini merupakan jenis antena dengan narrow beamwidth, yaitu punya sudut pemancaran yang kecil dengan daya lebih terarah, jaraknya jauh dan tidak bisa menjangkau area yang luas, antena directional mengirim dan menerima sinyal radio hanya pada satu arah, umumnya pada fokus yang sangat sempit, dan biasanya digunakan untuk koneksi point to point, atau multiple point.
C.4 Antena Dual Gain

Antena dual gain, yaitu antena yang mempunyai level penguatan yang berbeda untuk pengirim dan penerima. Dirancang khusus untuk aturan standar ESTI, dimana daya yang pancarnya hanya dibatasi sampai 100 mW. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan daya maksimum antara antena pemancar dan penerima.
C.4 Antena Yagi

Antena Yagi pada dasarnya mempunyai pola radiasi pada bagian depan dengan beberapa elemen. Jika elemen ini semakin banyak maka akan meningatkan gain. Antena Yagi memiliki gain 7-19 dBi. Pola pancaran antenna yagi jelas terlihat terarah dengan sudut tertentu yang memiliki gain tinggi dan pancaran lebih kuat pada bagian depan antenna sedangkan pada bagian belakang tidak terdapat pancaran sinyal.
C.5 Antena Sectoral
Antena Sectoral hampir mirip dengan antena omnidirectional. Yang juga digunakan untuk Access Point to serve a Point-to-Multi-Point (P2MP) links. Beberapa antenna sectoral dibuat tegak lurus , dan ada juga yang horizontal.
Antena sectoral mempunyai gain jauh lebih tinggi dibanding omnidirectional antena di sekitar 10-19 dBi. Yang bekerja pada jarak atau area 6-8 km. Sudut pancaran antenna ini adalah 45-180 derajat dan tingkat ketinggian pemasangannya harus diperhatikan agar tidak terdapat kerugian dalam penangkapan sinyal.
Pola pancaran yang horisontal kebanyakan memancar ke arah mana antenna ini di arahkan sesuai dengan jangkauan dari derajat pancarannya, sedangkan pada bagian belakang antenna tidak memiliki sinyal pancaran.
Antenna sectoral ini jika di pasang lebih tinggi akan menguntungkan penerimaan yang baik pada suatu sector atau wilayah pancaran yang telah di tentukan.
Antena sectoral mempunyai gain jauh lebih tinggi dibanding omnidirectional antena di sekitar 10-19 dBi. Yang bekerja pada jarak atau area 6-8 km. Sudut pancaran antenna ini adalah 45-180 derajat dan tingkat ketinggian pemasangannya harus diperhatikan agar tidak terdapat kerugian dalam penangkapan sinyal.
Pola pancaran yang horisontal kebanyakan memancar ke arah mana antenna ini di arahkan sesuai dengan jangkauan dari derajat pancarannya, sedangkan pada bagian belakang antenna tidak memiliki sinyal pancaran.
Antenna sectoral ini jika di pasang lebih tinggi akan menguntungkan penerimaan yang baik pada suatu sector atau wilayah pancaran yang telah di tentukan.
D. Teknik keamanan wireless lan :
D.1 Standart Keamanan 802.11
Standar dasar WLAN yang mendukung transmisi data 1 mbps hingga 2 mbps
Pada tahun 1997, Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) membuat standar WLAN pertama. Mereka menyebutnya 802.11 sesuai nama tim yang membentuk dan mengembangkan sistem ini. Sayangnya, 802.11 hanya mendukung bandwidth jaringan maksimum 2 Mbps - terlalu lambat untuk aplikasi-aplikasi yang penting. Karena itu, produk lama IEEE ini tidak diproduksi lagi untuk ke depannya.
Pada tahun 1997, Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) membuat standar WLAN pertama. Mereka menyebutnya 802.11 sesuai nama tim yang membentuk dan mengembangkan sistem ini. Sayangnya, 802.11 hanya mendukung bandwidth jaringan maksimum 2 Mbps - terlalu lambat untuk aplikasi-aplikasi yang penting. Karena itu, produk lama IEEE ini tidak diproduksi lagi untuk ke depannya.
D.2 SSID (service set identifer)
SSID merupakan identifier yang digunakan untuk mengidentifikasi nama kelompok jaringan pada Wireless LAN. Sebuah client harus memiliki SSID yang benar agar dapat bergabung dalam sebuah jaringan Wireless LAN. Nilai SSID pada client harus sama dengan yang dimiliki oleh Access Point. SSID dikirim dalam sebuah Beacon oleh Access point ke client Wireless LAN. Beacon merupakan suatu frame pendek yang berfungsi mengelola dan mensinkronisasi komunikasi pada Wireless LAN. Beacon terdiri dari beberapa informasi antara lain :
Ø Sinkronisasi Time : Antara access point dan client harus memiliki clock yang sinkron, sehingga beacon menyesuaikannya melalui sebuah time stamp.
Ø Parameter FH dan DS : Berisi informasi teknik spread spectrum yang digunakan .
Ø Informasi SSID : Berisi nilai SSID.
Ø Rate : Berisi informasi tentang data rate yang didukung oleh access point.
D.3 Mac Filtering
Hampir setiap wireless access point maupun router difasilitasi dengan keamanan MAC Filtering. Hal ini sebenarnya tidak banyak membantu dalam mengamankan komunikasi wireless, karena MAC address sangat mudah dispoofing atau bahkan dirubah. Tools ifconfig pada OS Linux/Unix atau beragam tools spt network utilitis, regedit, smac, machange pada OS windows dengan mudah digunakan untuk spoofing atau mengganti MAC address. Penulis masih sering menemukan wifi di perkantoran dan bahkan ISP (yang biasanya digunakan oleh warnet-warnet) yang hanya menggunakan proteksi MAC Filtering. Dengan menggunakan aplikasi wardriving seperti kismet/kisMAC atau aircrack tools, dapat diperoleh informasi MAC address tiap client yang sedang terhubung ke sebuah Access Point. Setelah mendapatkan informasi tersebut, kita dapat terhubung ke Access point dengan mengubah MAC sesuai dengan client tadi. Pada jaringan wireless, duplikasi MAC adress tidak mengakibatkan konflik. Hanya membutuhkan IP yang berbeda dengan client yang tadi.
D.4 Wired Equivalent Privacy (WEP)
WEP merupakan standart keamanan & enkripsi pertama yang digunakan pada wireless, WEP (Wired Equivalent Privacy) adalah suatu metoda pengamanan jaringan nirkabel, disebut juga dengan Shared Key Authentication. Shared Key Authentication adalah metoda otentikasi yang membutuhkan penggunaan WEP. Enkripsi WEP menggunakan kunci yang dimasukkan (oleh administrator) ke client maupun access point. Kunci ini harus cocok dari yang diberikan akses point ke client, dengan yang dimasukkan client untuk authentikasi menuju access point, dan WEP mempunyai standar 802.11b.
. Apabila kunci WEP yang diberikan oleh client sudah benar, maka access point akan merespon positif dan langsung meng-authentikasi client. Namun bila kunci WEP yang dimasukkan client adalah salah, maka access point akan merespon negatif dan client tidak akan diberi authentikasi. Dengan demikian, client tidak akan terauthentikasi dan tidak terasosiasi.
WEP memiliki berbagai kelemahan antara lain :
· Masalah kunci yang lemah, algoritma RC4 yang digunakan dapat dipecahkan.
· WEP menggunakan kunci yang bersifat statis
· Masalah initialization vector (IV) WEP
· Masalah integritas pesan Cyclic Redundancy Check (CRC-32)
WEP terdiri dari dua tingkatan, yakni kunci 64 bit, dan 128 bit. Sebenarnya kunci rahasia pada kunci WEP 64 bit hanya 40 bit, sedang 24bit merupakan Inisialisasi Vektor (IV). Demikian juga pada kunci WEP 128 bit, kunci rahasia terdiri dari 104bit.
D.5 Wi-Fi Protected Access (WPA)
Teknik WPA adalah model kompatibel dengan spesifikasi standar draf IEEE 802.11i. Teknik ini mempunyai beberapa tujuan dalam desainnya, yaitu kokoh, interoperasi, mampu digunakan untuk menggantikan WEP, dapat diimplementasikan pada pengguna rumahan atau corporate, dan tersedia untuk publik secepat mungkin. Teknik WPA didesain menggantikan metode keamanan WEP, yang menggunakan kunci keamanan statik, dengan menggunakan TKIP (Temporal Key Integrity Protocol) yang mampu secara dinamis berubah setelah 10.000 paket data ditransmisikan. Protokol TKIP akan mengambil kunci utama sebagai starting point yang kemudian secara reguler berubah sehingga tidak ada kunci enkripsi yang digunakan dua kali. Background process secara otomatis dilakukan tanpa diketahui oleh pengguna. Dengan melakukan regenerasi kunci enkripsi kurang lebih setiap lima menit, jaringan WiFi yang menggunakan WPA telah memperlambat kerja hackers yang mencoba melakukan cracking kunci terdahulu.
Proses otentifikasi WPA menggunakan 802.1x dan EAP (Extensible Authentication Protocol). Secara bersamaan, implementasi tersebut akan menyediakan kerangka kerja yang kokoh pada proses otentifikasi pengguna. Kerangka-kerja tersebut akan melakukan utilisasi sebuah server otentifikasi terpusat, seperti RADIUS, untuk melakukan otentifikasi pengguna sebelum bergabung ke jaringan wireless. Juga diberlakukan mutual authentification, sehingga pengguna jaringan wireless tidak secara sengaja bergabung ke jaringan lain yang mungkin akan mencuri identitas jaringannya.
Mekanisme enkripsi AES (Advanced Encryption Standard) tampaknya akan diadopsi WPA dengan mekanisme otentifikasi pengguna. Namun, AES sepertinya belum perlu karena TKIP diprediksikan mampu menyediakan sebuah kerangka enkripsi yang sangat tangguh walaupun belum diketahui untuk berapa lama ketangguhannya dapat bertahan.
D.6 Misconfiguration
Banyak jalur akses kapal dalam konfigurasi tanpa jaminan untuk menekankan kemudahan penggunaan dan penyebaran cepat Kecuali administrator memahami risiko keamanan nirkabel dan benar mengkonfigurasi setiap unit sebelum penempatan, jalur akses ini akan tetap pada risiko tinggi untuk serangan atau penyalahgunaan. Bagian berikut ini menguji tiga jalur akses utama, masing-masing dari Cisco, Lucent dan 3Com. Meskipun vendor masing-masing memiliki implementasi sendiri 802.11b, yang mendasari masalah harus secara luas berlaku untuk produk-produk dari vendor lainnya
D.7 SNMP Community Password
Banyak titik akses nirkabel menjalankan agen SNMP. kata masyarakat tidak dikonfigurasi dengan benar, penyusup dapat membaca dan menulis berpotensi sensitif data pada jalur akses. Jika agen SNMP akan diaktifkan pada klien nirkabel, risiko yang sama berlaku untuk mereka juga. Secara default, titik akses banyak membaca dapat diakses dengan menggunakan kata masyarakat, "publik". 3Com jalur akses memungkinkan akses tulis dengan menggunakan kata masyarakat, "comcomcom". Cisco dan Lucent / Cabletron memerlukan menulis kata masyarakat untuk dikonfigurasi oleh pengguna atau agen administrator sebelum diaktifkan.
E. Standart Wireless LAN
E.1 Frekuensi Wireless LAN
WiFi (Wireless Fidelity) pada dasarnya adalah istilah generic untuk peralatan wireless LAN, atau dikenal jga sebagai WLAN. Daya jangkauan berkisar antara 100m – 8 km tergantung peralatan yang dipakai dan antena yang digunakan. Biasanya internet wireless bekerja pada protocol standar IEEE 802.11x.x antara lain:
· IEEE 802.11 pada frekuensi 2,4GHz dengan kecepatan transfer 2Mbps
· IEEE 802.11a pada frekuensi 5GHz dengan kecepatan transfer 54Mbps
· IEEE 802.11a 2X pada frekuensi 5GHz dengan kecepatan transfer 108Mbps
· IEEE 802.11b pada frekuensi 2,4GHz dengan kecepatan transfer 11Mbps
· IEEE 802.11b+ pada frekuensi 2,4GHz dengan kecepatan transfer 22Mbps
· IEEE 802.11g pada frekuensi 2,4GHz dengan kecepatan transfer 54Mbps
· IEEE 802.11n pada frekuensi 2,4GHz dengan kecepatan transfer 120Mbps
E.2 Perbandingan Standar WLAN
A. Standar 802.11
IEEE 802.11 yang mengkhususkan untuk pengembangan teknologi lapisan fisik dan link Wireless Local Area Network (WLAN) adalah lapisan 1 dan lapisan 2 (standar 7 lapisan/layers dari international Open Systems)
B. Standar 802.11b
Sempat menjadi dominasi pemakaian tipe b. Standard 802.11b mengunakan frekuensi 2.4GHz. Standard ini sempat diterima oleh pemakai didunia dan masih bertahan sampai saat ini. Tetapi sistem b bekerja pada band yang cukup kacau, seperti gangguan pada Cordless dan frekuensi Microwave dapat saling menganggu bagi daya jangkaunya. Standard 802.11b hanya memiliki kemampuan tranmisi standard dengan 11Mbps atau rata rata 5MBbit/s yang dirasakan lambat, mendouble (turbo mode) kemampuan wireless selain lebih mahal tetapi tetap tidak mampu menandingi kemampuan tipe a dan g.
C. Standar 802.11a
C. Standar 802.11a
Standard 802.11a, adalah model awal yang dibuat untuk umum. Mengunakan kecepatan 54Mbps dan dapat mentranfer data double dari tipe g dengan kemampuan bandwidth 72Mbps atau 108Mbps. Sayangnya sistem ini tidak terlalu standard, karena masing masing vendor atau pabrikan memberikan standard tersendiri. 802.11a mengunakan frekuensi tinggi pada 5Ghz sebenarnya sangat baik untuk kemampuan tranfer data besar. Tetapi 802.11a memiliki kendala pada harga , komponen lebih mahal ketika perangkat ini dibuat untuk publik dan jaraknya dengan frekuensi 5GHz konon lebih sulit menembus ruang untuk kantor. Pemilihan 5Ghz cukup beralasan, karena membuat pancaran signal frekuensi 802.11a jauh dari gangguan seperti oven microwave atau cordless phone pada 2GHz, tetapi frekuensi tinggi juga memberikan dampak pada daya jangkau relatif lebih pendek
D. Standar 802.11g
D. Standar 802.11g
Standard yang cukup kompatibel dengan tipe 802.11b dan memiliki kombinasi kemampuan tipe a dan b. Mengunakan frekuensi 2.4GHz mampu mentransmisi 54Mbps bahkan dapat mencapai 108Mbps bila terdapat inisial G atau turbo. Untuk hardware pendukung, 802.11g paling banyak dibuat oleh vendor. Secara teoritis mampu mentranfer data kurang lebih 20Mbit/s atau 4 kali lebih baik dari tipe b dan sedikit lebih lambat dari tipe a.Karena mengunakan carrier seperti tipe b dengan 2.4Ghz, untuk menghadapi gangguan frekuensi maka ditempatkan sistem OFDM.
3. Perbandingan Wireless LAN Dan Wired LAN
A.Konfigurasi
Mengkonfigurasi Wireless LAN maupun Wired LAN hampir sama, bedanya saat kita ingin menghubungkan computer satu dengan computer lain, jika pada wireless kita tidak perlu menancapkan kebel, saat mengkonfigurasi peer to peer Wired LAN kita tinggal menghubungkan kabel cross dan seting IP pada 2 unit computer. Jika pada Wireless LAN, salah satu computer harus dikonfigurasi ke dalam mode Ad-Hoc yang munkin lebih sulit dibanding peer to peer Wired LAN.
B.Instalasi
Wired, kabel Ethernet harus berjalan di masing-masing komputer menuju komputer lain atau device sentral. Hal ini terkadang menjadi rumit karena panjangnya kabel yang dibutuhkan dan perlu pengaturan ruangan agar kabel tidak berserakan. Pengaturan hardware tersebut yang perlu sangat diperhatikan. Sedangkan untuk konfigurasinya, jaringan wired maupun wireless tidak jauh berbeda.
Wireless, dapat dikonfigurasi melalui 2 cara yakni Ad Hoc yang dapat mengkomunikasikan jaringan peer-to-peer antar-device atau dengan mode Infrasutructure yang mengizinkan device wireless dapat berkomunikasi dengan titik sentral yang kemudian dapat berkomunikasi dengan wired LAN yang ada di jaringan. Sebagian besar wireless membutuhkan mode Infrastructure. Keduanya membutuhkan Network adapter bernama WLAN card.
Wireless, dapat dikonfigurasi melalui 2 cara yakni Ad Hoc yang dapat mengkomunikasikan jaringan peer-to-peer antar-device atau dengan mode Infrasutructure yang mengizinkan device wireless dapat berkomunikasi dengan titik sentral yang kemudian dapat berkomunikasi dengan wired LAN yang ada di jaringan. Sebagian besar wireless membutuhkan mode Infrastructure. Keduanya membutuhkan Network adapter bernama WLAN card.
C.Mobilitas
Wired, mobilitas Wired LAN terbatas dan sedikit repot karena media koneksi menggunakan kabel pada masing masing computer client sehingga client terpaksa mengakses informasi di dalam ruangan atau tempat yang telah disediakan. Wireless, mobilitas WLAN lebih leluasa karena memungkinkan client untuk mengakses informasi secara realtime sepanjang masih dalam jangkauan WLAN.
D.Keamanan
Wired. Untuk setiap wired LAN yang tersambung ke Internet, firewalls merupakan pertimbangan utama keamanan. Wired Ethernet hubs dan switch tidak mendukung firewalls. Namun software firewall dapat diinstal. Broadband routers menawarkan kapabilitas firewall yang mudah dikonfigurasi melalui software bawaannya. Wireless. Dalam teori, wireless kurang secure dibanding wired LAN karena sinyalnya mengudara dan mudah ditangkap. Akan tetapi hal ini hanya teoritis saja karena dalam praktiknya wireless bisa aman seperti wired LAN dengan mempergunakan perlindungan data melalui standar enkripsi Wired Equivalent Privacy (WEP).
E.Performasi
Ethernet pada awalnya hanya mampu menawarkan bandwidth 10Mbps. Kini teknologi Fast Ethernet telah menawarkan bandwidth sebesar 100 Mbps meskipun sedikit mengeluarkan dana lebih. Performansi hub bisa menurun jika jaringan dipakai terus menerus. Akan tetapi hal ini bisa diatasi dengan mempergunakan switch. Switch memang lebih mahal dibanding hub, tapi performansinya lebih baik untuk mencegah penurunan performansi jaringan.
F.Biaya
Wired, Ethernet cables, hubs dan switch tidaklah mahal. Software untuk connection sharing juga murah bahkan gratis. Yang harus Anda beli adalah broadband routers, tapi broadband routers termasuk komponen opsional tergantung kebutuhan Anda. Harganya yang mahal sebenarnya juga karena kemudahan instalasinya dan fitur built-insecurity. Wireless, Tidak dapat dipungkiri wireless lebih mahal dari wired sampai 3 atau 4 kali wired. Akan tetapi beberapa memang sudah turun harga dan Anda dapat menawar harga kebutuhan untuk wireless.
G.Reliabity
Wired. Ethernet cables, hubs dan switch sangat reliabel. Hal ini karena manufaktur terus meningkatkan teknologi Ethernet lebih dari beberapa dekade. Broadband router yang merupakan pendatang baru pun kini telah semakin matang dan semakian reliable dibandingbsebelumnya.Wireless. Wireless LAN memiliki reliabilitas yang kurang dibanding wired LAN. Akan tetapi, dengan penanganan yang baik kekurangan ini dapat ditutupi.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar